Oleh: Asiqa Azqia Azalea
Tanpa sadar, dia menutupi semua lukanya sendiri. Alasan ia bertahan hanya satu: anak-anaknya. Ia menyimpan semua sakit dan lelah, yang mungkin sudah teramat sangat. Dia sibuk mencari kebahagiaan untuk anak-anaknya, bahkan tanpa memikirkan kebahagiaannya sendiri.
Ketika kutatap matanya, dia balas menatap dengan sayu sambil tersenyum ke arahku. Aku melihat begitu banyak luka dan lelah di sana. Mata sayunya menunjukkan betapa dia sangat lelah menghadapi kekejaman dunia.
Saat kutanya, "Apa yang membuat kalian bahagia?", mereka menjawab, "Cukup melihat anak kami bahagia." Aku tersenyum, kagum mendengar jawaban itu.